(FF) This Fate (2/?)




Author        : Min Ran

Cast            : Cho Kyuhyun, Lee DongHae, Leeteuk (anggep aja marganya lee :D), Cho Kibum (maksa banget-__-)

Genre         : Brothership, Family

Warning      : Typos, alur berantakan, bahasa bejelimet, cerita aneh.


This Fate

        Kita tak pernah tahu apa takdir yang kita miliki. Ya, kita hanya bisa menebak-nebak takdir itu. Terkadang Takdir sulit kita terima tetapi kita tahu bahwa takdir akan membawa kita pada kebahagiaan kita.



Thursday 14.56 KST In A House

            Seorang wanita tengah memeluk anaknya yang sedari tadi menangis. Sungguh, ia merasa sangat bersalah dengan anaknya itu.

            “Kyu. Mianhae, shht berhentilah menangis”. Sang eomma hanya memeluknya dan mengelus rambutnya.

            “Eomma.. hiks.. aku ..aku ingin bersama teuki hyung dan donghae hyung.. hiks.. jebal~ hiks”. Kyuhyun hanya mampu menangis saat ini. Ia terlalu lemah untuk melawan.


            “Kyu.. eomma ingin mengenalkan seseorang padamu. Saat ini kau memiliki orang itu sebagai teman bermainmu, dia lebih besar darimu jadi panggil dia hyung, ne?”. Sang eomma melepaskan pelukannya dari kyuhyun lalu mencium kening anak itu. Sedangkan kyuhyun mengerjapkan matanya lucu, membuat sang eomma tak tahan untuk tidak mencubit pipinya yang tembem itu.

            “Ya! Eommaw! Appow! Lewpawskawn!”. Kyuhyun kembali merengut kesal. Tak lama dua orang lelaki mendatangi mereka berdua. Seorang lelaki tampak lebih muda dan lelaki lainnya tampak seperti bapak-bapak. Setidaknya itulah yang dipikirkan otak Kyuhyun.

            “Annyeonghaseyo. Cho Kibum imnida. dangsin-eul mannaseo gippeuge”. Namja yang lebih kecil yang diketahui bernama cho kibum memperkenalkan dirinya. Kyuhyun nampak tak terlalu tertarik dengan namja itu. Sementara itu namja yang lebih besar mendekatinya dan mengelus rambutnya, reflek kyuhyun menjauhkan diri dari namja itu dengan pandangan tak suka.

            “Annyeong kyunie, aku cho ajusshi. Wah, kyu memang sangat tampan dan manis seperti yang eomma kyu katakan. Mulai sekarang kyu akan tinggal bersama ku eommamu, dan kibum hyungmu. Ajusshi dengar kyu suka main game ya? Wah, berarti kyu akan cepat bergaul dengan kibum hyung. Dan nama kyu sekarang tidak Lee Kyuhyun lagi, melainkan menjadi Cho Kyuhyun. Ne?”. Sahut namja yang diketahui bermarga cho itu kepada kyuhyun. Namun kyuhyun dengan cepat bisa mengerti maksud perkataan namja itu. Eommanya akan segera menikah lagi dengan namja itu. Oh, lengkap sudah pikirnya.

            “Sirreo! Ayah kyu hanya satu dan hyung kyu hanya teuki hyung dan hae hyung. Aku tak mau dengan ajusshi dan orang itu! SIRREO!!”. Kyuhyun berteriak sambil menunjuk-nunjuk kibum dengan tatapan benci. Ia tak suka seperti ini.

            “Kyu... kibum hyung pasti akan sedih jika kau berkata seperti itu padanya. Setidaknya sekarang kau kan sudah memiliki teman bermain kau dengar kan apa yang cho ajusshi katakan? Kibum hyung sangat pandai bermain game, ne?”. Sang eomma tersenyum lembut pada anaknya itu. Sementara kyuhyun tak bisa menjawab lagi. Ia menangis, tangisannya semakin keras. Perlahan ‘calon’ ayahnya itu mendekati sang eomma.

            “Biarkanlah dia dulu, kyu masih kecil, jadi ia akan sulit menerima semua ini. Kita kan sudah setuju agar bertindak hati-hati agar jiwanya tak terganggu, ia masih kecil aku tak tega melihatnya seperti itu”. Namja itu melihat kyuhyun dengan tatapan sedih. Ia berpaling ke arah anak kandungnya –cho kibum- yang sedari tadi memberikan senyuman mirisnya kepada sang ayah.

            “Gwenchana appa... mm.. eomma”. Kata-katanya sedikit terhambat saat memanggil eomma barunya. Ia sangat senang bisa memiliki eomma baru yang bisa memberikan kasih sayang lebih kepadanya, ia sangat bahagia terlebih lagi bahwa ia dikatakan akan memiliki seorang dongsaeng kecil. Tapi, apa boleh buat. Dongsaeng yang di tunggu-tunggunya itu ternyata belum bisa menerimanya. Tapi ia yakin, suatu saat nanti dongsaengnya itu akan menyayanginya juga.


Thursday 16.37 KST In Lee’s family House.

            Keadaan rumah itu sudah kembali sepi, tak ada suara tangisan ataupun teriakan seperti beberapa jam yang lalu. Donghae sudah mengurung dirinya dikamarnya. Si sulung terduduk membisu di kolam taman rumah megah itu. Sementara sang appa mengurus surat-surat perceraian yang akan mulai dilakukan besok. Sang appa terlihat sudah pasrah dengan keadaan anaknya saat ini, ia sungguh tak sanggup lagi melihat kekacauan yang telah ia maupun istrinya perbuat.

In DongHae's Room

            “Lee Donghae. Lee kyuhyun. Leeteuk. Akan selalu bersama, kita pasti akan bertemu lagi. Sesuai takdir kita. Ya, aku percaya itu. Aku percaya itu. Aku...hiks..percaya..”. kata-kata itu sedari tadi dilafalnya oleh donghae. Tampaknya ia mulai bisa menerima semuanya. Tak lama senyuman terukir dibibir tipisnya itu. Ia keluar menuju ruangan ayahnya dan memeluknya. Tak heran sang ayah hanya memandangnya bingung. Ia takut kalau anaknya mengalami depresi seperti ini, karena perubahan aneh anaknya itu.



            “Donghae-ah. Gwenchana?”. Sang appa menarik pelukan anaknya dan menurunkan badannya agar sejajar dengan anaknya itu.

            “Ne, appa”. Ia menunjukan senyuman terbaiknya untuk sang appa, namun rasa takut jelas tergambar di wajah appanya. Sungguh. Sang appa mengira sang anak benar-benar depresi dengan hal ini.

            “Jangan mengira aku menjadi gila karena hal ini appa! Aish! Raut wajah appa seolah-olah menunjukkan bahwa kau yakin aku akan gila!”. Donghae mengerucutkan bibirnya kesal. Ia meninju pelan tangan sang appa.

            “Ahh.. Bu..Bukannya begitu hae-ya. Appa hanya heran dengan cepatnya perubahan perasaanmu. Ahh jinjayo? Gwenchana? Appa benar-benar takut”. Sang ayah kembali mengelus pipi anaknya itu. Sementara sang anak hanya tersenyum jahil dan mencubit gemas pipi sang appa.

            “Nan Jeongmal jeongmal Gwenchana appaaa!”. Donghae tertawa keras melihat pipi ayahnya merah. Sang ayah mengelus pipi hasil cubitan anaknya itu dan ia tak tinggal diam, ia lalu menggelitiki sang anak yang sudah mengerjainya itu.

            “Yaak! Appa...hen.hentikan!! aissh! Geli.. appaaa!!!”.  Donghae hanya tertawa dan berusaha melepaskan diri dari sang ayah. Setelah puas membalas dendamnya sang appa kembali menatap intens donghae. Seolah-olah meminta penjelasan. Donghae sepertinya mengerti maksud sang ayah. Ia lalu mendekati tubuhnya kepada ayahnya dan menarik tubuh ayahnya agar sejajar dengannya.

            “Appa, dulu Hae masih ingat. Eomma memberi tahu soal takdir. Apa dengan kan waktu itu? ‘Takdir akan membawa kita menemukan kebahagiaan kita. Tapi, kita juga tak bisa hanya mengandalkan takdir, kita harus berusaha dengan keras juga’”. Donghae berhenti sejenak, lalu menatap ayahnya dalam.  “Jadi, hae akan berusaha keras dan percaya akan takdir. Supaya hae, teuki hyung dan juga appa. Bisa bertemu dengan kyunie lagi..... Sekarang, setidaknya hae dan teuki hyung mendapat keuntungan juga. Appa lebih memperhatikan kita berdua saat ini, kan? Tak seperti kemarin-kemarin”. Senyuman tulus terukir dibibir donghae, matanya menatap sang appa yakin. Sementara sang appa sudah tak mampu menahan air matanya.

Ya, mereka bertiga mungkin tak bisa bertemu kyuhyun lagi. Karena, sang eomma tak berniat untuk membawa kyuhyun untuk menemui kedua hyung maupun appanya. Sang eomma mengatakan alasannya. Ia ingin kyuhyun bisa melupakan mereka dan hidup dengan appa beserta hyung barunya nanti. Mereka tentu sangat sedih. Terutama untuk donghae dan leeteuk, mereka bukan hanya sedih tak bisa melihat kyuhyun lagi. Tapi, mereka sedih karena mereka mengira sang eomma tak menyayangi mereka lagi. Tapi, hal itu langsung dibantah sang eomma. Ia sangat menyayangi ketiga anaknya, hanya saja ia menganggap bahwa kyuhyun masih terlalu kecil untuk menghadapi semua ini. Sang eomma tak ingin jiwa-nya terganggu, setidaknya itulah yang dipikirkan sang eomma.

            “Ahh, ne donghae-ah. Kau memang anak hebat. Teruslah berusaha dan percaya pada takdir itu. Dan kita pasti bisa melihat kyunie lagi. Mianhae. Appa janji, appa akan berusaha menjadi appa yang baik untuk kalian”. Sang appa memeluk anaknya itu. Ternyata ia salah menafsirkan bahwa anaknya itu memiliki pikiran sederhana dan polos.

            “Appa, teuki hyung eodieseo?”. Tanya donghae pada appa yang tengah memeluknya itu.

            “Ah, iya! Appa melupakan hyungmu itu. Daritadi dia ada di kolam ikan belakang hae-ah. Temui dia, ajak dia bicara. Sepertinya ia masih bersedih, ne?”. Sang appa mengacak-acak rambut donghae gemas. Sementara sang pemilik rambut terlihat tak mempermasalahkannya, ia malah langsung menuju tempat hyungnya berada. Kolam ikan taman belakang.

                                                            _____________
Thursday, 16.58 KST in the fish pond of Lee’s House


            Leeteuk terlihat sedang tiduran di hamparan rumput luas dekat kolam ikan di taman belakang super luas rumahnya itu. Ia memejamkan matanya mencoba untuk menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Tak lama ia bangun, mengambil kerikil di dekatnya dan meleparkannya begitu saja ke kolam ikan itu. Dari wajahnya jelas terlihat kalau suasana hatinya sedang sedih.

            Donghae berjalan mengendap-endap mendekati hyungnya. Berniat untuk mengagetkannya. Tapi, langsung niatnya langsung diurungkan karena ia melihat hyungnya sedang melepar kerikil yang lumayan besar ke ikan-ikan kesayangannya itu.

            “YAA! Hyung! Kau bisa membunuh mereka, jangan melepar kerikil ke ikan-ikankuu!”. Donghae segera berlari ke tempat hyunnya dan mencegah pergerakan tangan leeteuk yang bersiap akan melempar kerikil itu lagi. Namun sepertinya teriakannya juga sukses membuat leeteuk kaget setengah mati. Lalu mendelik pada adiknya itu.

            “YA! Lee DongHae! Kau hampir saja membunuhku dengan teriakkanmu! Ikanmu tak akan mati, lagipula ikanmu tidak akan terkena kerikil itu!. Aiiish! Jinjja!”.

            “Kalau begitu hyung juga tidak akan mati dengan teriakanku! Weeek!”. Donghae memeletkan lidahnya pada leeteuk. Dan tanpa diinginkan sebuah jitakan indah berhasil mendarat dikepalanya.

            “Appo! Hyuung”. Donghae reflek mengelus kepalanya yang terkena jitakan oleh Leeteuk. Tak lama leeteuk mengarahkan donghae agar segera rebahan di sebelahnya. Donghae merenggut tapi ia mengikuti arahan leeteuk.

            Hening. Tak ada yang memulai pembicaraan.

            “Hae-ah.... Kau percayakan kalau kita bisa bersama kyunie lagi? Meskipun eomma tak mengizinkannya?”. Leeteuk tak menoleh ke arah donghae melainkan memejamkan matanya lagi. Donghae tersenyum dan menatap hyungnya itu.

            “Tentu saja hyung, Hae percaya itu”. Donghae tersenyum manis lalu menggelindingkan badannya ke arah hyungnya itu dan langsung ia memeluk hyungnya erat. Leeteuk terlihat sedikit kaget dengan tindakan cepat adiknya tapi ia juga segera memeluk balik sang adik.

            “Ne, Hae-ah”.


10 Years Later


            Proses perceraian kedua orang tua leeteuk, donghae dan kyuhyun sudah berlangsung sejak 10 tahun lalu. Dan saat ini hubungan kedua orang tua mereka sudah resmi putus. Begitupun dengan hubungan leeteuk dan donghae dengan kyuhyun. Mereka sudah lama mencari keberadaan maknae mereka itu ke hampir di setiap tempat di korea selatan, namun tetap saja hasilnya tak memuaskan alias nol besar. Sang ayah juga sudah berusaha menemukan keberadaan kyuhyun beserta ibunya. Tapi, satu hari setelah proses perceraian tersebut keberadaan kyuhyun dan ibunya tak bisa diketahui. Tak ada nomor yang bisa dihubungi. Tak ada kabar sedikit pun dari mereka. Namun satu hal yang pasti mereka ketahui saat ini adalah. Kyuhyun sudah memiliki appa baru dan seorang hyung baru. 


TBC

Comments

Popular Posts